Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji, baik yang rukun, wajib, maupun sunnah, jama’ah haji kini sebagian besar berada di Makkah, untuk melaksanakan ibadah di Masjid Al-Haram.
Bagi jama’ah yang belum melaksanakan ziarah ke Madinah, diberangkatkan ke Kota Nabi itu. Dikatakan Kota Nabi, karena di sanalah Rasulullah SAW dimakamkan. Lokasi persisnya di sebelah timur Rawdhah, di Masjid Nabawi.
Sebelum hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah, kawasan subur penuh dengan pohon kurma itu disebut dengan Thaibah atau Thabah dan Yatsrib. Dalam hadits Sahiih Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menamakan negeri ini dengan Thabah”.
Secara bahasa, kata Thabah berarti memiliki kebaikan. Disebut demikian, karena secara istilah berarti kota yang bersih dari segala syirk. Sesuatu yang bersih, tentulah baik.
Nama Yatsrib, oleh Rasulullah SAW diganti Madinah atau Al-Madinah Al-Munawwarah artinya “kota yang diterangi cahaya kebenaran” Rasulullah SAW. Kadangkala, disebut juga dengan Madinatur Rasul atau Kota Rasul karena di sanalah, beliau hijrah, menetap, dan wafat serta dikebumikan di Tanah Haram itu.
Disebut Tanah Haram atau tanah suci, karena dalam hadits Al-Bukhari & Muslim, Rasulullah SAW mengatakan bahwa kota Makkah dijadikan sebagai Tanah Haram oleh Nabi Ibrahim as dan mendoakan penduduknya. Sedang kota Madinah, aku menjadikannya sebagai Tanah Haram. Aku mendoa-kan agar penduduknya diberkahi Allah SWT dua kali lipat.
Ya’qut Al-Hamawi menulis karya ilmiah, Mu’jam Al-Buldaan, menyebutkan bahwa kota Madinah punya 29 nama, di antaranya adalah Al-Madinah, Ath-Thayyibah, Al-Mubarakah, dan lain-lain. Para ulama mengatakan bahwa banyaknya nama pada kota mengisyaratkan mulianya kota itu.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kota ini penuh kemuliaan. Antara lain Al-Masjid An-Nabawi yang bila kita salat di sana, nilai-nya lebih baik dari seribu kali salat di tempat lain (Hadis riwayat Muslim).
Mesjid yang teduh, nyaman, indah, menyenangkan, tenang, dan luas. Di dalamnya ada Ar-Rawdhah Ash-Sharifah. Kata Rasulullah SAW, “Di antara rumah dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga, dan mimbarku berada di atas telagaku” (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Rawdhah berbentuk persegi empat. Panjangnya, dari timur ke barat 26,6 meter. Lebarnya dari utara ke selatan 15 meter. Luasnya, 397,5 meter. Pagar yang mengelilingi hujrah, sehingga sisanya 22 meter.
Kawasan ini, sehari-hari dipenuhi jamaah baik haji maupun umrah. Tidak pernah sepi dalam dua puluh empat jam. Untuk mudahnya, bisa ditandai dengan warna karpetnya yang hijau. Berbeda dengan warna karpet lainnya.
Orang banyak fokus ke lokasi ini, sedikitnya karena dua hal, yaitu doa yang dilantunkan akan dikabulkan dan tanah tempat kita salat di Rawdhah akan menjadi saksi di hari kiamat tentang kita. Ada delapan pilar yang punya nilai historis yang dalam mengitari Rawdhah yang mulia itu. Selain itu, ada mimbar dan tempat salat tahajud Rasulullah SAW.
Kemuliaan lain dari Madinah adalah terdapatnya kubur Rasulullah SAW di sebelah timur Rawdhah, didampingi kubur dua sahabat beliau, yaitu Abubakar Ash-Shiddiq dan Umar ibn Al-Khaththab.
Sangat dianjurkan, agar kita berhenti sejenak, berdiri dengan khidmat di depan makam Rasulullah SAW untuk mengucapkan salam. Dalam hadits sahih, Imam Nawawi mengutip pada kitab Riyaadh Ash-Shaalihiin bahwa siapa yang menziarahi aku di kuburku, sama dengan menziarahi aku ketika aku masih hidup. Bahkan, setiap salam dan salawat yang disampaikan di kuburku, aku akan jawab salamnya itu.
Ada sahabat bertanya, “Bagaimana mungkin Anda menjawab salam kami. Bukankah kala itu, Anda sudah menjadi debu (ramiim)? Beliau menjawab, “Allah SWT melarang tanah memakan jasad para nabi. Itu sebabnya, para ulama meyakini bahwa Rasulullah SAW hayaaatun fii qabrihii, hidup di kuburnya. Aktif menjawab salam umatnya. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik alayhi.
Selain ketiga tempat itu, di Madinah ada Uhud yang berada di Timur Laut kota Madinah, sejauh 3 kilometer. Pernah terjadi perang di kawasan ini, di mana tujuh puluh sahabat menjadi syuhada. Di antaranya terdapat pamanda Rasulullah SAW, Sayyidina Hamzah bin Abdul Muththalib yang langsung dikuburkan di area itu, Maqbarah Uhud.
Atas perintah Rasulullah SAW jasadnya disatukan dengan Abdullah bin Jahsy. Dianjurkan kepada para peziarah Madinah untuk berkunjung ke cemetery itu karena diharapkan akan bisa meneladani semangat juang, keberanian, ketangguhan para syuhada Uhud itu. Allah,swt mengilustrasikan nya dalam QS. Ali Imran/3: 165-167.
Masih banyak lagi tempat bersejarah di Madinah yang layak untuk dikunjungi karena keutamaan dan kebaikan di dalamnya. Kalau begitu, ziarah atau kunjungan akan sangat bermakna bila kita memerlukan datang ke Madinah selain Makkah. Pantas, Rasulullah SAW bersabda, “Jangan engkau lupakan untuk bepergian ke tiga mesjid ini. Masjidku ini di Madinah, Masjid Al-Haram, dan Masjid Al-Aqsha”.
Selamat bagi yang baru selesai berhaji, semoga mabrur. Bagi yang sudah berhaji, ziarah ke tiga mesjid itu perlu jadi prioritas. Bagi yang belum berhaji, jangan kecil hati. Allah SWT Mahakaya lagi Mahakuasa. Berusaha dan berdoalah. Allah SWT akan mengabulkannya.[]
Editor: AMN