Bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan rela mempertaruhkan harta dan nyawa demi terbebas dari penindasan yang dilakukan oleh para penjajah, hingga akhirnya perjuangan para pahlawan membuahkan hasil yang nyata. Hari peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini jatuh pada hari selasa tanggal 17 Agustus 2021 masih dalam masa pandemi. Setiap tahun pada hari peringatan kemerdekaan, tradisi kenegaraan dari melakukan upacara bendera di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden. Dalam upacara tersebut, diadakan penembakan meriam, pengibaran bendera merah putih dan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan. Sebagai bentuk membangkitkan semangat menjaga negara ini, baik secara individu maupun secara kolektif.
Dalam suasana pandemi dan pemberlakuan PPKM. Kita juga ingin merdeka dari pandemi covid 19 dan berharap segera berhenti dan tidak mendekat lagi. Apalagi usia Indonesia sudah mencapai 76 tahun, usia yang cukup banyak mencicipi asem manis pengalaman. Yang patut disyukuri dan selalu bersabar kalau ada masalah yang ditemukan. Sabar dan syukur adalah pondasi dan semangat menjaga negara untuk merdeka di masa pandemi. Iman harus kuat dan Imun juga harus kuat. Kesyukuran dan kesabaran akan menjadi kekuatan imun iman kita di tengah pandemi.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan biaragawan bahwa sebenarnya yang menyebabkan umur panjang itu bukanlah olahraga, tetapi yang terpenting adalah menjaga kebahagiaan dan kemerdekaan. Sebaliknya ketika batin kita sakit, kekutan imun bahkan iman akan luntur. Oleh karena itu, hiduplah, yang patut teruslah menjaga keseimbangan diri dalam segala hal. Kita boleh saja risau dan takut namun tidak boleh berlebihan, begitu juga kita tidak boleh merasa percaya diri atau merasa merdeka.
Hari ulang tahun Republik Indonesia tahun ini, bertepatan dengan tahun baru Hijriyah. Tentu semangat kemerdekaan harus berkualitas dibandingkan dengan semangat pada tahun-tahun sebelumnya. Karena bertepatan dengan Muharram yang peristiwa penting pernah terjadi yaitu peristiwa hijrah yang menjadi awal penanggalan dalam Islam bahkan menjadi tangga kemerdekaan untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan risalah Islam ke Madinah oleh Nabi Muhammad Saw.
Salah satu peristiwa kemerdekaan yang luar biasa yang tercatat dalam sejarah-sejarah Islam yaitu fathu Makkah. Fathu Mekkah adalah pembebasan kota Makkah sebagaimana dalam surat An-Nashr. Ketika datang pertolongan Allah Swt., dan kemenangan/kemerdekaan yang Allah berikan. Setelah Nabi beberapa kali diperangi, ingin dibunuh bahkan pernah mengalami kekalahan dalam perang Uhud.
Maka ketika Nabi mendapatkan penyiksaan dan kezaliman yang cukup lama, selama dakwah Nabi. Tercatat bahwa Nabi mendapatkan kemenangan kemudian kita melihat bagaimana manusia berbondong-bondong masuk agama Islam. Yang tadinya mereka memusuhi Islam dan tidak mau masuk agama Islam. kini berbondong-bondong secara sadar memeluk agama Islam.
Hakikat kemerdekaan sejatinya adalah kemerdekaan yang diajarkan oleh Nabi. Beliau menunjukkan satu sikap kemerdekaan yang luar biasa yang tidak biasa orang Arab melakukannya, yaitu bersikap ihsan kepada mereka yang ingin membunuh dan memerangi Nabi.
Beliau menunjukkan ihsan pada fathu Makkah dengan memerintahkan dan memberi jaminan kepada musuh-musuh beliau. Dengan berkata masuklah ke rumah Abu Sufyan maka kalian akan selamat dan aman. Padahal Abu Sufyan adalah tokoh dan musuh utama Nabi. Ihsan inilah yang menyebabkan orang-orang kafir Quraisy yang memusuhi Nabi masuk ke dalam agama Islam. yang menurut para cendekiawan Muslim mukjizat terbesar Nabi adalah akhlak yang tercermin dari sikap beliau. Bahkan dalam satu hadtis diriwayatkan dari ummul mukminin Aisyah ra. Ketika beliau ditanya tentang akhlak Nabi. Beliau menjawab akhlak Nabi adalah Al-Qur’an.
Ada dua peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah. Bagaimana Nabi menunjukan sikap yang sangat qurani dalam kemerdekaannya, yaitu;
Pertama, setelah Nabi mencoba berdakwah ke Thaif dan mengalami penolakan yang luar biasa, bahkan beliau pada saat itu mengalami luka yang sangat dalam karena diserang dan dilempari batu oleh kaum Thaif. Sehingga malaikat pun geregetan kepada orang-orang Thaif sehingga malaikat menawarkan jasa kepada Nabi untuk menghancurkan mereka. Namun apa yang terjadi Nabi menolak tawaran malaikat, lalu beliau berdoa semoga penduduk Thaif mendapat petunjuk karena mereka tidak mengetahui. Inilah contoh kemerdekaan yang seutuhnya yang patut kita contoh.
Kedua, Pada saat baiat Aqabah dimana baiat Aqabah itu yang membedakan periode Makkah dan Madinah. Karena di Madinah Nabi mendapatkan kekuasan temporal. Dimana kekuasan temporal bagi kalangan menengah ke bawah sangat dipentingkan. Karena dengan kekuasan tersebut Nabi bisa melakukan dan menerapkan sistem pemerintahan yang berkeadilan dan berkemanusiaan. Menjunjung tinggi prinsip kemerdekaan manusia dari belenggu-belenggu negatif menuju kehidupan yang positif, aktif dan solutif.
Kemerdekaan itu kita ibaratkan sebagaimana kapal yang sedang berlayar di lautan lepas. Harus memiliki kekuatan yang baik, baik kekuatannya itu sifatnya internal dan eksternal. Karena kemerdekaan sesungguhnya adalah kemerdekaan yang dibangun atas dasar kebersamaan.
Maka kemerdekaan pada saat pandemi adalah kemerdekaan yang dibangun atas kolaborasi antara internal dan eksternal. Sehingga kalau kita ibaratkan kemerdekaan itu adalah bagaikan kapal layar di tengah lautan yang secara fisik kuat dan kekar berlayar dan dinahkodai oleh nahkoda yang handal dan profesional.
Sebagaimana kita mengenal teori Immanuel Durkheim, orang itu ditentukan oleh pihak-pihak luar yang disebut komunitas aturan-aturan tertentu atau lingkungan, namun berbeda menurut Weber secara ilmiah ditentukan oleh mindset. Maka apapun sesungguhnya adalahtindakanmental yang mempengaruhi.
Al-Quran mengajarkan empat hal terkait bagaimana menjadi orang yang merdeka di masa Pandemi antara lain;
Pertama, Allah Swt., tidak akan menyiksa kamu kalau masih ada orang-orang yang berzikir. Karena itulah kalau kita melihat doa para nabi yang diberikan hukuman seperti Nabi Adam as. setelah beliau memakan buah khuldi dan dipisah dengan Siti Hawa dimana beliau diturunkan di India dan istri beliau di Jedah, Saudi Arabia yang jaraknya cukup jauh di Arafah. Doa beliau tercantum dalam Al-Quran, ya Allah kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami termasuk orang yang rugi. Begitu juga doa Nabi Yunus pada QS. Al-Anbiya`/21:87, maka ketika punya masalah maka beristighfarlah. Insya Allah masalah kita akan tuntas. Orang yang beristighfar bagian dari cara memerdekakan batin.
Kedua, kalau kita ingat Allah, Allah akan mengingat kita. Kita kalau mendapatkan kenikmatan iman, maka kenikmatan iman adalah zikir, apalagi dilakukan di tengah malam. Termasuk mengingat atau zikir adalah merayakan hari kemerdekaan sesuai dengan tuntunan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maka orang yang selalu mengingat hari kemerdekaan dan para pejuang negaranya itu, bagaikan sedang mengingat Allah Swt.
Ketiga, berdoa niscaya Allah Swt., akan mengabulkan. Kalau berdoa tidak ada istilah rugi orang. Ada riset yang dilakukan oleh para ahli bagaimana perbedaan air yang dibacakan doa dan tidak dibacakan doa, yang dibacakan doa memiliki partikel-partikel penting, dibandingkan dengan yang tidak dibacakan.
Keempat, orang yang merdeka adalah orang yang bersyukur. Orang bersyukur, akan dimudahkan mengerjakannya. Bersyukur itu adalah bagian dari penerimaan hati atas kemerdekaan yang diberikan kepada kita. Di dalam hati orang merdeka adalah tidak meletakkan iri kepada orang lain. Sebagaimana ilustrasi orang yang berjalan kaki jangan pernah iri kepada yang memiliki motor, orang yang memiliki motor jangan iri kepada yang memiliki mobil, dan orang yang memiliki mobil jangan iri kepada orang yang lebih memiliki mobil. Syukurilah apa yang diberikan maka kita termasuk orang yang merdeka. Begitu juga, kita yang merayakan kemerdekaan, merdekakan hati dari saling benci apalagi menebar kebencian.
Sebagai penutup, orang merdeka di saat pandemi sesungguhnya adalah orang yang mampu membebaskan dirinya dari keadan yang negatif kepada fositif dengan terus membangun kemandirian dalam kesyukuran dan kesabaran lewat pengaruh internal dan eksternal. Wallahu a’lam.
Editor: MAY