Ujian Keimanan

Pada hakikatnya ujian mencerminkan kasih sayang dan keadilan Allah Swt. pada hamba-hamba-Nya yang beriman. Jadi, semakin Allah cinta pada seseorang, maka ujian yang diberikan padanya bisa semakin berat. Karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaannya di hadapan Allah. Orang yang paling dicintai Allah adalah para nabi dan rasul. Mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa hidupnya.

Setelah para nabi dan rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para shalihin dan para ulama. Demikianlah secara berurutan, hingga Allah Swt. menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang awam, termasuk kita di dalamnya. Yang pasti, setelah seseorang mengikrarkan diri beriman, maka Allah akan menyiapkan ujian baginya.

Bacaan Lainnya

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut/29:2-3).

Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman kesalahannya sampai disempurnakannya pada hari Kiamat.” (HR. Imam Ahmad, at-Turmidzi, Hakim, ath-Thabrani, dan Baihaqi).

Macam-macam ujian kepada hamba pilihan:

1. Ujian yang menimpa para nabi dan rasul

Nabi Adam dipisahkan dengan istrinya, Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun tetapi yg beriman kurang dari 40 orang, Nabi Yusuf dibuang di sumur oleh saudara-saudaranya, Nabi Yunus dimakan ikan besar, Nabi Musa dikejar Fir’aun, Nabi Ibrahim dibakar raja Namrudz, Rasulullah Saw. diintimidasi, bahkan dikepung hendak dibunuh, dilempari batu oleh orang-orang Thaif, dan lain-lain.

2. Ujian siksaan dari orang kafir yang dialami oleh Nabi dan sahabat.

Berikut sahabat yang mengalami penyiksaan:

Utsman bin ‘Affan ra.

Beliau digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun-daun kurma, kemudian diasapi dari bawah.

Mush’ab bin ‘Umair ra.

Manakala ibundanya mengetahui keislamannya, Beliau dibiarkan kelaparan dan diusir dari rumah, padahal sebelumnya dia termasuk orang yang berkecukupan. Lantaran tindakan ibundanya itu, kulitnya menjadi bersisik layaknya kulit ular.

Shuhaib bin Sinan ar-Rumy ra.

Beliau disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri.

Bilal bin Rabbah ra.

Budak mulia dari Ethiopia ini disiksa majikannya yang juga tokoh penting kafir Quraisy, Umayyah bin Khallaf al-Jumahi. Beliau mengalami perlakuan sangat kejam dari majikannya. Pundaknya diikat dengan tali dan diseret anak-anak kecil keliling Mekkah. Akibatnya, bekas tali itu masih nampak di pundaknya. Umayyah selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat. Kadang Bilal dipaksa duduk di bawah teriknya sengatan matahari. Ia juga pernah dipaksa lapar. Puncak dari itu semua adalah saat dibawa keluar pada hari yang sangat panas, kemudian dibuang ke Bathha’ (tanah lapang berkerikil) Mekkah. Setelah itu, Bilal ditindih dengan batu besar dan ditaruh ke atas dadanya. Ketika itu, berkata Umayyah kepadanya: “Tidak, demi Tuhan! engkau akan tetap mengalami seperti ini sampai engkau mati atau engkau kafir terhadap (ajaran) Muhammad dan menyembah al-Laata dan al-‘Uzza”. Dalam kondisi pedih itu, Bilal tetap berteriak: “Ahad, Ahad”. Mereka terus menyiksanya hingga suatu hari Abu Bakar ra. melewatinya, lalu membelinya dan memerdekakannya.

Ammar bin Yasir ra.

Beliau dan ayah ibunya tak luput dari penyiksaan begitu kaum musyrik mengetahuinya masuk Islam. Mereka diseret keluar menuju al-Abthah (suatu tempat di Mekkah) oleh kaum musyrikin yang dipimpin Abu Jahal. Saat itu cuaca sangat panas. Ketika mereka menjalani siksaan, Nabi Saw. melintas di hadapan mereka sembari bersabda: “Bersabarlah wahai Ali Yasir (keluarga besar Yasir)! Sesungguhnya tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah surge”. Yasir, ayahnya meninggal dunia dalam siksaan itu, sedangkan ibunya, Sumayyah ditusuk oleh Abu Jahal dari arah qubulnya dengan tombak dan meninggal seketika. Dialah syahidah pertama (perempuan yang mati syahid) dalam Islam. Kaum kafir Quraisy meningkatkan frekuensi siksaan terhadap ‘Ammar, Beliau dijemur dan dileletakkan batu besar yang memerah (saking panasnya) di atas dadanya. Terkadang membenamkan mukanya ke dalam air. Mereka berkata kepadanya: “Kami tidak akan terus menyiksamu hingga engkau mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap al-Laata dan al-‘Uzza.” Beliau pun terpaksa menyetujui itu. Setelah itu Ammar mendatangi Nabi Saw. sambil menangis dan meminta maaf. Ketika itu, turunlah ayat: “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)…” (QS. An-Nahl/16:106).

Abu Fakihah ra.

Namanya Aflah, seorang maula Bani ‘Abdi ad-Daar. Mukanya dijerembabkan oleh kaum musyrikin ke tanah yang melepuh oleh terik matahari. Kemudian diletakkan batu besar di atas punggungnya hingga dia tak dapat bergerak. Beliau dibiarkan hingga hilang ingatan. Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeretnya dan melemparkannya ke tanah yang melepuh oleh panas matahari. Kemudian mencekiknya hingga mereka mengira dia telah mati. Saat itu, Abu Bakar melewatinya lalu membeli dan memerdekakannya karena Allah Ta’ala.

Khabbab bin al-Aratt ra.

Maula Ummi Ammaar binti Siba’ al-Khuza’iyyah disiksa oleh dengan aneka siksaan. Rambutnya dijambak dengan keras, lehernya mereka betot dengan kasar lalu melemparkannya ke dalam api yang membara. Kemudian jasadnya mereka tarik sehingga api itu terpadamkan oleh lemak yang meleleh dari punggungnya.

3. Ujian yg menimpa para ulama.

Imam Ahmad bin Hambal

Imam Ahmad bin Hanbal yang mengalami cobaan sangat berat bahkan disebut terdahsyat, yakni peristiwa al-Mihnah. Dia dipaksa oleh tiga khalifah—Al-Makmun, al-Mu’tashim, dan al-Watsiq—untuk mengakui bahwa Alquran adalah makhluk Allah, sebagaimana keyakinan Muktazilah. Namun, Imam Ahmad menolak meskipun dia diancam dan disiksa dengan berbagai cara. Dia dibawa ke istana dalam keadaan terbelenggu, dipenjara, dicambuk, bahkan diusir dari negerinya.

Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang dipenjara dan disiksa oleh gubernur dan khalifah lantaran menolak jadi hakim sehingga ia wafat di dalam penjara. Imam Abu Hanifah didera dan dicambuk punggungnya dan salah satu tangannya ditarik hingga persendian bahunya lepas.

Imam Syafi’i

Imam Syafi’i difitnah, ditangkap dan diborgol, lalu harus menempuh perjalanan dari Yaman ke timur Suriah.

Imam at-Thabari

Imam ath-Thabari diintimidasi dan dikepung dalam rumahnya, padahal usianya sudah 85 tahun sehingga ia wafat di dalam rumah tersebut.

4. Ujian yang menimpa orang awam dengan rasa takut, lapar,  kekurangan harta, dan kematian.

Dalam QS. Al-Baqarah/2:155, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Termasuk wabah virus corona adalah jenis ujian ini.

Atas semua ujian ini, kita sebagai seorang hamba harus sabar, ridha dan puncaknya adalah ikhlas. Allah bersama orang yang sabar.

Editor: MAY

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *