Kecerdasan Spiritual

cdns.klimg.com

Kecerdasan emosional (EQ) akan lebih baik bila dilengkapi dengan kecerdasan spiritual (SQ). Akan jadi paripurna bila disertai dengan kecerdasan intelektual (IQ). Bila ketiganya berpadu maka akan memudahkan kita untuk bisa meraih hidup yang bermakna atau valuable life.

Kecerdasan spiritual (SQ) membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalan itu.

Bacaan Lainnya

Setiap hari, kita selalu dihadapkan dengan begitu banyak persoalan hidup. Ada yang bisa kita selesaikan, tetapi tidak jarang ada juga yang tidak terselesaikan. Karenanya, mereka yang memiliki ketajaman dan kekuatan SQ akan dengan baik terbantukan untuk dapat menyelesaikan problema itu dengan cemerlang.

Tandanya SQ seseorang itu baik, ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.

Bila kita mencermati biografi terbaik dunia, ahsan al-qashash dari Nabi Yusuf as (QS. Yusuf/12: 1-111), kita akan menjumpai ternyata di dalamnya sarat dengan ibrah yang menggambarkan kelengkapan kecerdasan beliau, baik kecerdasan emosional, spiritual, maupun intelektual. Kecerdasan emosional beliau sudah kita singgung.

Pengalaman hidup beliau selama masa mudanya yang penuh dengan tantangan dan kesulitan (QS. Yusuf/12: 7-15) merupakan tempaan Ilahiyah untuk mematangkan kecerdasan emosional dan spiritualnya. Nabi Yusuf as menjadi begitu tegar, ulet, tahan uji, mengalami derita demi derita. Kesulitan demi kesulitan, dari mulai masih tinggal di Kan’an, Palestina, hingga dipindahkan ke Mesir. Dimasukkan ke dalam sumur, dilempari batu dari atas sumur. Dengan kuasa serta kehendak qudrat dan iradat Allah SWT, beliau keluar dengan selamat hingga menjadi raja di Mesir.

Kecerdasan spiritual akan membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh, melalui penciptaan kemungkinan dalam menerapkan nilai-nilai positif. Kekayaan pengalaman hidup Nabi Yusuf as yang diwarnai dengan senang dan susah sangat membantu beliau dalam menerapkan nilai-nilai positif kala menjadi raja Mesir. Ketika bertemu dengan saudara-saudaranya satu ayah, yang dulunya pernah menganiaya beliau, dengan tegar dan mantap, penuh percaya diri dan kuat menahan emosi, beliau berkata, “Pada hari ini, tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf/2: 92).

Kalimat itu pulalah yang disampaikan Rasulullah, Muhammad Saw ketika bertemu dengan masyarakat Mekah ketika Fathu Makkah, pembebasan kota Mekah. Kemuliaan dan keagungan sifat rasul-rasul Allah SWT itu mencerminkan betapa beliau-beliau itu memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi.

Berangkat dari telaah itu, kesulitan, derita, dan persoalan yang menimpa kita selama ini, tidak jarang kita sikapi dengan sikap tidak apresiatif. Boleh jadi, semua ini adalah bagian dari the grand strategy yang sudah Allah SWT siapkan untuk mematangkan kecerdasan emosi dan spiritual kita.

Mari terus maju dalam hidup. Hadapi setiap kesulitan dan tantangan yang kita hadapi dengan tegar, penuh optimisme. Allah SWT telah menjanjikan setiap kesulitan selalu ada kemudahan (QS. al-Insyirah/94: 5-6). Inilah cara Allah SWT mematangkan kecerdasan kita semua. Semoga Allah SWT memuliakan dan memberkahi kita semua.[]

Editor: AMN

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *