Bersikap Terhadap Orang Tua

madaninews.id

Selama tahun lalu, dalam beberapa kali episode, kita disajikan tampilan berita di media elektronik bagaimana seorang anak ditegur orang tuanya kemudian membalas dengan membunuh orang tua itu. Sesuatu yang amat tragis. Ibunda yang telah merawat, mendidik, membesarkannya harus menerima balasan dengan cara yang amat ironis kematian dibunuh anak.

Begitukah cara menyikapi orang tua? Tentu semua orang tidak setuju bahkan mengutuk karena baik secara akal common sense, nalar sehat, maupun dalil naqli, perbuatan itu adalah dosa besar dan terkutuk. Lalu, bagaimana al-Qur’an memberi panduan pada kita semua dalam melangsungkan interaksi sosial di rumah? Proses timbal balik antara orang dengan orang di rumah yang bisa positif juga negatif.

Bacaan Lainnya

Tampilan di layar televisi itu mencerminkan ketidakcerdasan anak dalam menyikapi teguran maupun sapaan ibunya sehingga sikap dan interaksi sosialnya negatif. Interaksi positif dapat berlangsung bila dalam rumah tangga diilhami oleh nilai-nilai luhur Ilahiyah, al-Qur’an dan as-Sunnah.

Menurut QS. Luqman/31: 14, berbuat baik pada orang tua adalah kewajiban yang diperintah Allah SWT, lebih- lebih terhadap ibunda yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. Belum selesai kelemahan dan kerepotan itu, masih harus menyusuinya selama dua tahun. Ayat itu juga memerintahkan agar anak bersyukur pada Allah SWT dan pada kedua orang tuanya.

Aboubakr Jabir al-Jazairy dalam Minhaaj al-Muslim menyebutkan paling tidak ada empat langkah dan sikap anak terhadap orang tuanya. Pertama, menaati perintah orang tua serta patuh menjauhi apa yang tidak disukainya. Kedua, wajib menghormati dan mengagungkan martabat orang tua serta bersikap rendah hati pada orang tua.

Ketiga, berbuat baik pada orang tua dengan beragam kebaikan, antara lain memberinya sandang, pangan, papan, dan obat-obatan agar tetap sehat dan beribadah. Keempat, menghindari mereka dari bahaya dan ancaman juga merupakan kebaikan yang diperintahkan pada anak terhadap orang tuanya.

Selain itu, ada nilai-nilai luhur bersama yang seyogyanya mendapat perhatian dan dijunjung tinggi dalam rumah tangga yaitu pesan Allah SWT dalam QS. at-Tahrim/66: 6. Ayat ini berpesan bahwa menjaga diri, dan keluarga dari ancaman api neraka seyogyanya menjadi obsesi semua pihak dalam rumah tangga. Caranya, mengikuti bimbingan, arahan dan contoh teladan Rasulullah Saw dalam menyelamatkan diri dan keluarga dari ancaman api neraka. Bila karena beberapa keterbatasan kita, kita tidak memiliki informasi akurat tentang hal itu.

Pilihannya adalah ikut hadir dalam majelis-majelis ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana akhlaq Rasulullah Saw terhadap keluarganya. Di sini urgensi majelis ilmu yang mencerah kan kehidupan umat, bukan yang mengeruhkan suasana.

Selamat terus mengkaji ilmu-ilmu Islam. Terus berbakti pada orang tua adalah pilihan strategis di era informasi kini. Semoga Allah SWT memuliakan dan memberkahi kita semua.[]

Editor: AMN

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *