Hussein Abdul-Raof dalam buku terbarunya “New Horizons in Qur’anic Linguistics,” menawarkan sebuah perpektif yang cukup mendalam mengenai lanskap linguistik Al-Qur’an. Edisi pertama yang diterbitkan oleh Routledge pada tahun 2017 ini menyajikan analisis komprehensif yang mengkaji berbagai sudut pandang linguistik Al-Qur’an dari aspek sintaksis, semantik, dan stilistika.
Sintaksis mengacu pada studi tentang struktur kalimat, yaitu bagaimana sebuah kata disusun untuk membentuk frasa, klausa, dan kalimat. Dalam konteks linguistik Al-Qur’an, analisis sintaksis meliputi pengkajian struktur gramatikal yang khas dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Hal Ini memberikan pemahaman tentang bagaimana pesan-pesan ilahi disampaikan secara koheren melalui aturan-aturan tata bahasa tertentu.
Semantik berkaitan dengan makna kata, frasa, atau kalimat dalam konteks tertentu. Analisis semantik dalam linguistik Al-Qur’an fokus pada makna yang terkandung dalam kata atau kalimat, serta bagaimana perubahan kecil dalam kata atau frasa dapat mengubah pemahaman secara keseluruhan. Semantik Al-Qur’an ini sering kali mengeksplorasi makna-makna berlapis atau makna ganda yang terkandung dalam ayat-ayat dan berikut korelasinya dengan konteks budaya, hsitoris, dan teologis.
Sementara stilistika merupakan studi seputar gaya bahasa yang digunakan dalam teks, termasuk cara penggunaan aliterasi, metafora, struktur retorika, dan irama untuk mencapai tujuan komunikasi tertentu. Dalam Al-Qur’an, stilistika meliputi kajian terhadap teknik-teknik retoris yang digunakan untuk menekankan estetika, efek emosional, dan persuasi dari pesan-pesan Al-Qur’an.
Buku New Horizons in Qur’anic Linguistics ini menyajikan bagaimana konteks dan makna berkorelasi untuk mempengaruhi bentuk morfologis, dengan tujuan mencapai daya komunikatif yang variatif. Abdul-Raof dalam konteks ini menghadirkan kajian linguistik Qur’ani yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan memperkenalkan analisis pada berbagai tingkatan linguistik dan stilistika.
Abdul-Raof mengadopsi pendekatan linguistik teoritis Barat modern yang menjadi dasar dalam menginvestigasi linguistik yang disajikan. Sebagai referensi penting dalam wacana linguistik, buku ini menguraikan kekosongan sintaksis, leksikal, morfologis, budaya, stilistik, dan fonologis yang sering kali tersembunyi dalam genre Qur’ani. Terdapat tujuh bab utama yang masing-masing menawarkan wawasan penting dalam konteks linguistik Al-Qur’an.
Bab pertama, Syntactic structures of Qur’anic discourse and perlocution (Struktur sintaksis dalam diskursus Qur’ani dan perlokusi). Bab ini mengkaji secara komprehensif terkait struktur sintaksis yang membentuk wacana Qur’ani dan dampak perlokusi (efek dari kata-kata) yang dihasilkan. Analisis ini menelusuri bagaimana struktur kalimat dalam Al-Qur’an berkontribusi pada efek komunikatif yang menjadi target dalam pembicaraan.
Bab kedua, Semantically oriented stylistic shift (Perubahan stilistika yang berorientasi pada semantik). Fokus utama bab ini ialah pada pergeseran stilistika yang erat kaitannya dengan aspek semantik dalam teks Qur’an. Abdul-Raof dalam hal ini mencoba menganalisis bagaimana perubahan gaya bahasa berimplikasi pada perubahan makna dan interpretasi teks dalam konteks tertentu.
Bab ketiga, Morpho-semantic analysis of Qur’anic lexical items (Analisis morfo-semantik dari item leksikal Qur’ani). Bab ini menyajikan analisis mengenai fitur morfologi dan semantik dari item leksikal dalam teks Qur’an. Analisis ini mengungkapkan korelasi antara struktur morfologis dan makna semantik yang dapat mempengaruhi interpretasi teks.
Bab keempat, Stylistic analysis of Qur’anic discourse (Analisis stilistika diskursus Qur’ani). Pada bab ini, penulis mengeksplorasi dan menyajikan berbagai aspek gaya bahasa dalam diskursus Al-Qur’an. Fokusnya ialah pada penggunaan teknik stilistika untuk membangun makna dan efek estetik dalam teks.
Bab kelima, Cyclical modification in Qur’anic discourse (Modifikasi siklikal dalam diskursus Al-Qur’an). Bab ini menganalisis fenomena modifikasi siklikal dalam teks Al-Qur’an, yaitu cara perubahan gaya bahasa yang dilakukan secara berulang-ulang untuk memperkuat pesan atau tema tertentu dalam suatu diskursus.
Bab keenam, Theory and practice of Qur’an translation (Teori dan praktik terjemahan Al-Qur’an). Bab ini membahas seputar tantangan teori dan praktik dalam menerjemahkan teks Al-Qur’an, termasuk bagaimana pendekatan metodologis dan strategi yang digunakan guna mempertahankan integritas dan keakuratan makna dalam suatu terjemahan.
Bab Ketujuh, Stylistic and pragmatic analysis of Q18 (Analisis Stilistika dan Pragmatik dari Q18). Bab terakhir ini berfokus pada analisis stilistika dan pragmatik dari Surah Al-Kahfi (Q18). Abdul-Raof mengkaji bagaimana gaya bahasa dan fungsi pragmatik berinteraksi dalam bagian ini untuk menyampaikan makna yang mendalam.
Buku “New Horizons in Qur’anic Linguistics” yang ditulis oleh Hussein Abdul-Raof ini memiliki beberapa keunggulan yang mencolok dalam kajian linguistik Al-Qur’an. Berikut adalah beberapa keunggulan tersebut:
Pertama, analisis yang multidimensional. Buku ini menyajikan analisis komprehensif yang mencakup berbagai dimensi linguistik Al-Qur’an, termasuk struktur sintaksis, makna semantik, dan juga gaya retoris. Pendekatan ini memungkinkan para pembaca untuk memahami teks Al-Qur’an dari berbagai perspektif linguistik dan stilistik yang akan memperluas pemahaman tentang kompleksitas bahasa Qur’ani.
Kedua, penerapan teori-teori linguistik modern. Buku ini mengintegrasikan beragam teori linguistik Eropa modern ke dalam analisis teks Al-Qur’an. Dengan mengadopsi kerangka teori linguistik kontemporer, buku ini mengisi kekosongan dalam literatur akademik dan menawarkan sebuah pendekatan yang lebih berorientasi pada teori dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya·
Ketiga, analisis kritis terhadap struktur dan fungsi. Keunggulan buku ini terletak pada kemampuannya dalam membedah struktur dan fungsi sintaksis, serta gaya dalam teks Al-Qur’an. Dengan membahas elemen penting seperti elipsis, sinonimi, dan redundansi semantik, buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana struktur linguistik memengaruhi interpretasi dan efek persuasif dalam teks Al-Qur’an.
Keempat, pengembangan konsep modifikasi siklikal (sesuatu yang berulang). Buku ini mengeksplorasi dan memperkenalkan modifikasi siklikal sebagai fenomena linguistik khas Al-Qur’an yang belum banyak dikaji dalam literatur-literatur sebelumnya. Analisis ini menawarkan wawasan baru tentang cara modifikasi berulang dalam teks Al-Qur’an berfungsi untuk memperkuat struktur naratif dan pesan yang disampaikan.
Selain itu, salah satu kontribusi signifikan dari buku ini adalah penekanan pada nilai linguistik teoretis Barat dalam analisis teks Al-Qur’an pada level makro, sebuah area yang sering kali diabaikan dalam literatur akademik sebelumnya· Buku dengan 378 halaman ini juga menghadirkan pendekatan terpadu untuk terjemahan Al-Qur’an yang dapat menjadi panduan praktis untuk penanganan masalah terjemahan yang begitu kompleks.
Keunggulan-keunggulan ini menjadikan New Horizons in Qur’anic Linguistics sebagai kontribusi penting dalam studi linguistik Qur’ani dan menyediakan alat analisis dan perspektif baru bagi para akademisi bidang linguistik dan studi Al-Qur’an.
Meskipun buku ini menawarkan berbagai keunggulan dan wawasan berharga bagi para pembacanya, namun juga terdapat beberapa kekurangan yang dapat diperhatikan berdasarkan uraian dalam setiap babnya.
Pertama, kurangnya penekanan pada perbedaan antara bahasa arab klasik dan modern standard arabic. Meskipun disebutkan oleh Abdul-Rouf bahwa diskusi mengenai perbedaan antara Bahasa Arab Qur’ani dan Modern Standard Arabic berada di luar cakupan analisisnya, absennya eksplorasi ini menjadi kekurangan tersendiri, karena pemahaman mengenai perbedaan tersebut sangat berguna bagi pembaca, terutama untuk tujuan komparatif linguistik.
Kedua, adanya keterbatasan penerjemahan dalam mewakili struktur linguistik. Abdul-Raof mengakui bahwa penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris tidak secara akurat mencerminkan struktur linguistik yang sama dalam bahasa Arab. Meskipun ini adalah masalah umum dalam penerjemahan teks-teks keagamaan, tetapi kekurangan ini bisa diatasi dengan menyediakan lebih banyak analisis atau catatan kaki untuk menjelaskan nuansa linguistik dan stilistika yang hilang dalam suatu terjemahan.
Namun, secara keseluruhan, buku “New Horizons in Qur’anic Linguistics” karya Hussein Abdul-Raof ini menghadirkan perspektif segar dalam konteks kajian linguistik Qur’ani· Buku ini berhasil mengintegrasikan ragam teori linguistik modern dengan analisis mendetail, sehingga membuka ruang baru dalam memahami kompleksitas linguistik Al-Qur’an.
Selain itu, dengan pendekatan yang begitu komprehensif dan sistematis, Abdul-Raof tidak hanya mengisi celah dalam literatur akademik tentang bahasa Al-Qur’an, tetapi juga memberikan landasan teoritis yang kuat untuk kajian lebih lanjut. Buku ini adalah kontribusi penting bagi para akademisi, peneliti, dan mahasiswa yang hendak mendalami kajian linguistik Al-Qur’an dengan pendekatan interdisipliner dan analitis kritis yang komprehensif.