Dikalangan masyarakat saat ini warna kulit menjadi topik hangat yang terus menerus dibahas. perbedaan pendapat yang bermunculan sehingga berujung pada diskusi. Sebagian beranggapan wanita cantik adalah wanita yang memiliki kulit putih. Sebagian lainnya beranggapan bahwa wanita cantik adalah mereka yang memiliki kulit gelap karena dianggap eksotik. Hal ini tentu menunjukkan bahwa warna kulit penting bagi setiap individu. (Destya, Esa, dan Rais: 2022)
Penelitian Prabbasmoro (2003) dan Yulianto (2007) menunjukkan bahwa perempuan berkulit putih yang didominasi oleh masyarakat Korea masih dianggap sebagai ras terbaik dan tertinggi dalam hierarki warna kulit saat ini. Jadi keinginan untuk memiliki kulit yang lebih putih dapat diartikan sebagai keinginan untuk lebih dekat dengan ras yang terbaik dan tertinggi.
kecantikan wanita erat kaitannya dengan rambut panjang, berbadan langsing, serta berambut panjang. Faktanya, makna kecantikan dan feminitas terus menerus diperdebatkan. Dalam hal ini, pemahaman terhadap konsep kecantikan pada akhirnya menyoroti adanya pengaruh secara simultan terhadap persepsi sosial Masyarakat. Hingga pada perwujudan arah normatif yang diyakini sebagai sebuah pemakluman. Lebih jauh, pemahaman ini mampu menjadi barometer tertentu dalam menginterpetasikan arti dan citra terkait konsepsi kecantikan yang ada di masyarakat.
ZAP adalah klinik yang bergerak dalam bidang kecantikan. klinik ini adalah salah satu klinik yang terkenal di Indonesia. ZAP melakukan sebuah survei online kepada 17,889 wanita Indonesia untuk mencari tahu bagaimana perilaku, pandangan dan kebiasaan wanita di Indonesia mengenai industri kecantikan.
Dari hasil survey tersebut ditemukan data yang sangat miris. Data yang di temui pada survei ZAP Beauty Index (2020) adalah 73.1 persen wanita yang mengikuti survei beranggapan bahwa definisi cantik adalah mereka yang memiliki kulit putih. Berdasarkan dari hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak wanita yang mempercayai citra cantik adalah memiliki kulit yang putih. Dan hanya sedikit wanita yang mengabaikan warna kulit.
Citra kecantikan yang timbul di masyarakat saat ini salah satunya disebabkan oleh iklan produk kecantikan yang memberi citra wanita cantik adalah yang memiliki kulit halus, lembut, segar, dan bercahaya (Rosmiati: 2018). Hal tersebut diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Oka Pratiwi dan Luthfianisa (2020) bahwa penggambaran yang disengaja mengenai perempuan kulit putih di media masih sangat kuat.
Periklanan merupakan pusat budaya modern dan pusat perdebatan mengenai postmodernisme, globalisasi, dan budaya konsumen. Oleh karena itu, salah satu ciri budaya postmodern adalah adanya peningkatan penekanan pada estetika linguistik dan estetika umum kehidupan budaya, dan periklanan memainkan peran ini.
Wanita selalu ingin tampil cantik, pernyataan itu adalah sebuah keinginan hati semua wanita tanpa memandang perbedaan usia dan status sosial. Keinginan yang membabi buta dari para wanita untuk mencapai kecantikan ideal. Keinginan tersebut di manfaatkan oleh media untuk mempromosikan produk jualannya, sebagaimana yang terjadi sekarang produk kecantikan meningkat signifikan.
Fakta bahwa produk pemutih kulit sangat laris. Kebanyakan wanita yang termakan oleh permainan media akan berbondong-bondong membeli produk pemutih kulit (whitening products). baik skincare (untuk wajah) atau bodycare (untuk tubuh). semua hal tersebut digunakan untuk menuju pada standar kecantikan wanita yang diberikan oleh media. Formula skincare dan bodycare yang dibeli semuanya mengandung bahan pemutih.
Wanita yang ingin memiliki uang yang lebih dan ingin mendapatkan kulit putih yang instan akan mengambil jalan cepat seperti melakukan treatment pada tubuh seperti suntik vitamin C, suntik DNA salmon, laser, bahkan membeli krim wajah dan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter kecantikan dengan harga yang sangat fanstastis. Hal tersebut adalah fakta bahwa wanita akan melakukan dan mengusahakan apa saja demi standarisasi yang dibuat oleh media.
Standar kecantikan wanita tidak diukur dari perbedaan kulit, tetapi kecantikan itu dapat dilihat melalui inner beauty adalah kecantikan dari dalam hati yang terpancar sampai keluar. Hal teresebut sesuai dengan kecantikan yang digambarkan oleh Islam. Islam memberi pengertian cantik dengan kecantikan hakiki atau kecantikan yang bersumber pada dimensi illahiah (hati).
Kecantikan dibagi menjadi dua, yaitu kecantikan luar (outer beauty) dan kecantikan dalam (inner beauty). kecantikan luar adalah hal hal yang bersifat fisik, seperti wajah dan kulit, sedangkan kecantikan dalam adalah hal hal yang bersifat hati seperti ruh, psikis dan kecantikan tersebut lebih abadi sifatnya.( Novitalista Syata: 2012)
Allah SWT menyebut kecantikan “hiasan”, yakni dalam terminologi Al-Qur’an refleksi kecantikan yang sempurna ada pada penciptaan bidadari surga. Sebagaimana Allah SWT. berfirman: Ar-Rahman: 70
فِيْهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَانٌۚ
Di dalamnya ada (bidadari) yang mulia (akhlaknya) lagi jelita.
Dengan demikian, kecantikan “hiasan” berarti kebaikan “khairaat” yang dapat kita jadikan pelajaran. Bahwa wanita dapat dikatakan cantik, yakni wanita yang memiliki sifat baik, lebih baik daripada wanita yang cantik secara fisik semata. Maka dapat disimpulkan bahwa Allah SWT. tidak memberikan syarat khusus tentang kriteria kecantikan lahir (fisik), untuk laki-laki maupun wanita. Sebagaimana Rasulullah SAW. bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ −صلى الله عليه وسلم− « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ رواه مسلم
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Riwayat Muslim, Hadits, 2564.
Dalam hadis lain juga ditemukan uraian Rasul SAW tentang kecantikan, sabda beliau:
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim melalui Ibnu Abbas)
yaitu keindahan tingkah laku dan kesempurnaan akhlak. Sementara al-husn (indah) merupakan kebalikan dari al-qabh (jahat), sebagaimana firman Allah SWT yang mempercantik (ahsana) segala sesuatu yang diciptakanNya. (Ibn Taimiyah: 2008)
Dari semua ayat yang ada tidak satupun Allah menggambarkan kecantikan wanita dengan kecantikan wajah apa lagi kecantikan karena memiliki kulit putih, namun Allah menggambarkan tentang kecantikan hati, oleh sebab itu wanita zaman sekarang telah termakan oleh iklan, dan terlena dengan citra yang ada. wanita beramai-ramai memperputih kulit agar terlihat cantik, namun lupa mempercantik hati.
Penulis miris membaca salah satu komen wanita di salah satu vidio transgander “saya yang perempuan merasa gagal cantik, karena yang transgander lebih cantik”, sungguh sudah hilang identitas cantik bagi para wanita, padahal cantik identik dengan wanita, ketahuilah bahwa yang syarat cantik adalah wanita, dan hanya wanita yang memiliki definisi cantik.
Terakhir dalam tulisan ini untuk semua wanita: “Hai, kamu cantik dengan kulit putih ataupun tidak, kamu cantik dengan rambut panjang ataupun tidak, kamu cantik dengan rambut keriting ataupun lurus, kamu cantik dengan proporsi tubuhmu baik gendut ataupun kurus, kamu cantik dengan hidung mancung ataupun pesek, kamu cantik bagaimanapun bentuk tubuhmu. Tidak perlu berkecil hati. Ketahuilah bahwa kita semua adalah wanita luar biasa dan wanita yang sangat berharga. Standar kecantikan tidaklah benar. Cintai dirimu dan identitasmu sebagai wanita.
Semoga dengan tulisan ini menambah percaya diri wanita diluar sana, sebagaimana penyayi Yura Yunita dengan lagunya berjudul tutur batinku, beliau menyampaikan kita tidak sempurna jadi marilah kita rayakan kesempurnaan kita ini, kita tidak sempurna karena kita manusia, tetapi kita cantik karena kita wanita.
Daftar Pustaka
Alva Orlandini, H. 2003, Bibioteca Hombres del Peru. Vol. 1
Destya Arwanda, Esa Ayu Wulandari, Muhammad Rais Padma Saputra, 2023, Kulit Perempuan dalam Iklan Kosmetik Vaseline Insta Fair Tahun 2013, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia.
Novitalista Syata, 2012 Makna Cantik di kalangan mahasiswa dalam perspektik fenomologi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas hasanuddin Makassar
Prabasmoro, Aquarini P, 2003, Becoming White: Representasi Ras, Kelas, Femininitas dan Globalitas dalam Iklan Sabun. Bandung:Matahari.
Rosmiati, 2018, Konstruksi Budaya dalam Iklan Sari Ayu Beauty Lotion Tinjauan Semiotik. 4(1), 1–23.
Rina Wahyu Winarni, 2010, representasi kecantikan wanita dalam iklan Vol.2 No.2
Yulianto,2007, Analisis Budaya Enterpreneurial di politeknik manufaktur negeri bandung,
ZAP Beuty Index, 2020, diakses dari :https://zapclinic.com/zapbeautyindex.
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulugul Maram Mizan Pustaka 2010
Ibn Taimiyah, 2008, Cantik Luar Dalam, Serambi Ilmu Semesta, Lajnah Pentashihan Mushaf