Membedah Isu Kesehatan Mental Bagi Generasi Z dalam Perspektif Al-Qur’an: Pendekatan Tafsir Maudhui terhadap Surah Al-Insyirah

Pendahuluan

Generasi Z adalah generasi muda yang lahir antara 1997-2012, dikenal sebagai generasi digital native yang tumbuh di era teknologi serba cepat. Meskipun beragam kemudahan hadir, tantangan mental yang mereka hadapi sangat kompleks. Berdasarkan data dari Mc Kinsey Health Institute, Gen Z sangat rentan terkena masalah kesehatan mental, dengan sekitar 42% Gen Z melaporkan mengalami depresi, hampir dua kali lipat dari tingkat depresi pada kelompok usia yang lebih tua. Selain itu, lebih dari 60% GEN Z telah didiagnosis menderita kecemasan. Adapun beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah karena dampak pandemi COVID-19, perubahan iklim, ketegangan sosial dan politik, serta tekanan ekonomi. (Mc Kinsey, 2022). Survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023) menunjukkan bahwa sekitar 15% remaja Indonesia mengalami kecemasan dan depresi. (Kemenkes, 2023)

Fenomena ini menjadi masalah yang serius, termasuk dalam pandangan Islam, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai bagian integral dari kehidupan. Dalam perspektif Al-Qur’an, Surah Al-Insyirah memberikan panduan dan solusi terhadap berbagai persoalan ini melalui pendekatan tafsir maudhui atau tematik. Dengan pendekatan tafsir maudhui, artikel ini mengupas bagaimana nilai-nilai dalam Surah Al-Insyirah dapat menjadi solusi untuk membangun ketenangan jiwa pada Generasi Z.

Tekanan Mental Generasi Z dan Solusi Al-Qur’an

Generasi Z menghadapi tekanan mental dari berbagai aspek. Globalisasi dan Media sosial menciptakan standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis, memicu perasaan tidak puas diri. Ayat “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6) menanamkan optimisme bahwa setiap kesulitan akan diikuti kemudahan. Dalam tafsir Al-Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kemudahan tidak hanya berupa solusi, tetapi juga berupa kekuatan yang Allah berikan untuk menghadapi masalah (Shihab, 2002: 18). Islam menekankan pentingnya resiliensi atau ketahanan mental. Generasi Z dapat belajar dari nilai-nilai yang tercermin dalam Surah Al-Insyirah untuk membangun resiliensi ini. Ayat terakhir, “Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras pada urusan yang lain” (QS. Al-Insyirah: 7), mengajarkan untuk terus bergerak dan tidak larut dalam kesedihan. Resiliensi juga diperkuat melalui doa dan dzikir, yang membantu individu mencapai ketenangan hati (Tafsir, 2019: 22).

Tafsir Maudhui dan Konteks Surah Al-Insyirah

Tafsir maudhui adalah metode tafsir yang membahas suatu tema tertentu berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan. Dalam konteks ini, Surah Al-Insyirah menjadi pusat perhatian karena mengandung pesan dan makna tentang penghiburan, optimisme, kesabaran, dan harapan. Surah ini turun untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi tantangan dakwah yang berat (Bakti, 2014: 42). Ayat pertama, “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. Al-Insyirah: 1), menunjukkan bahwa Allah memberikan kelapangan jiwa di tengah kesulitan. Pesan ini sangat sesuai dengan kondisi Remaja Generasi Z yang seringkali tertekan oleh ekspektasi masyarakat. Surah Al-Insyirah berbicara tentang kelapangan dada dan kemudahan setelah kesulitan. Ayat-ayatnya mengandung pesan tentang kesabaran, harapan, dan keyakinan akan pertolongan Allah. Dalam konteks kesehatan mental, surah ini memberikan pemahaman bahwa kesulitan hidup adalah hal yang wajar dan Allah akan memberikan jalan keluar.

Surah Al-Insyirah dan Relevansinya

Surah Al-Insyirah adalah salah satu surah pendek urutan ke 94 di dalam mushaf Al-Qur’an yang diturunkan di Makkah sehingga Surah Al Insyirah ini masuk dalam kategori Surah Makkiyah. Surah ini berbicara tentang penghiburan Allah kepada Rasulullah SAW di tengah berbagai kesulitan yang dihadapinya. Surah Al insyirah ini sangat relevan dalam konteks kesehatan mental karena memberikan pesan bahwa kesulitan bukanlah akhir, melainkan ada kemudahan yang menyertainya. Pesan ini memiliki relevansi mendalam bagi Generasi Z yang kerap merasa tertekan oleh beban kehidupan. Berikut ini adalah Q.S Al Insyirah ayat 1-8 beserta artinya:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ (1) وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَۙ (2) ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَۙ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ (4) فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًاۙ (5) إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًاۗ (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْۙ (7) وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَبۜ (8)
Artinya:
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? (1) Dan Kami telah menghilangkan beban darimu, (2) yang memberatkan punggungmu, (3) dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. (4) Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (5) sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (6) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (7) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (8)”

Pendekatan Tafsir Maudhui Surat Al Insyirah terhadap Kesehatan Mental

Pendekatan tafsir maudhui menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an secara tematik dengan menghubungkannya pada satu isu spesifik, dalam hal ini kesehatan mental. Berdasarkan Surah Al-Insyirah, terdapat beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk kesehatan mental Generasi Z, yakni:
Pertama, Pelapangan Dada sebagai Proses Psikologis. Ayat pertama menekankan pentingnya melapangkan dada. Dalam psikologi modern, pelapangan dada dapat diasosiasikan dengan proses manajemen stres dan pengelolaan emosi. Rasulullah SAW diberikan pelapangan dada melalui wahyu dan doa, yang menunjukkan bahwa spiritualitas berperan penting dalam mencapai keseimbangan mental (Quthb, 2003: 221).

Kedua, Peringanan Beban dan Pemaknaan Penderitaan. Ayat kedua dan ketiga berbicara tentang beban yang diringankan Allah. Dalam konteks mental, ini mengajarkan pentingnya berbagi dan mencari solusi bersama. Generasi Z dapat diajarkan untuk melihat masalah mereka sebagai bagian dari proses pembelajaran hidup, bukan beban permanen (Al-Qaradawi, 2000: 54).

Ketiga, Kemudahan Bersama Kesulitan. Dua kali Allah menyebutkan bahwa “bersama kesulitan ada kemudahan” (ayat 5-6). Hal ini menggambarkan konsep harapan yang terus-menerus, yang sejalan dengan teori psikologi positif tentang resilience atau ketangguhan (Seligman, 2011: 96). Generasi Z perlu diyakinkan bahwa setiap tantangan pasti memiliki solusi.

Keempat, Tawakal sebagai Penyembuhan Mental. Ayat terakhir menekankan tawakal, yaitu hanya kepada Allah-lah kita berharap. Dalam perspektif kesehatan mental, tawakal memberikan rasa aman dan pengakuan bahwa manusia memiliki keterbatasan. Praktik ini sejalan dengan terapi kognitif berbasis mindfulness, yang mendorong individu untuk fokus pada kontrol diri dan penerimaan terhadap apa yang tidak dapat diubah (Sirry, 2017: 20).

Kaitan dengan Kesehatan Mental Generasi Z

Kaitan Surat Al Insyirah dengan kesehatan Mental Remaja Generasi Z yakni terkait: Pertama, Kecemasan: Pesan tentang kelapangan dada dalam Surah Al-Insyirah memberikan solusi bagi generasi Z dalam mengatasi kecemasan yang seringkali mereka rasakan. Kedua, Depresi: Ayat-ayat yang berbicara tentang kemudahan setelah kesulitan memberikan sebuah harapan bagi generasi Z dalam mengatasi segala depresi yang mereka miliki sehingga ayat-ayat ini memberikan dampak positif dan menjadi solusi yang bisa memberikan penguatan bagi generasi Z dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketiga, FOMO (Fear of Missing Out): Surah Al-Insyirah mengingatkan kita untuk fokus pada diri sendiri dan tidak membuat kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain, sehingga fenomena generasi Z yang seringkali FOMO akan suatu hal menjadi bisa teratasi dengan inspirasi yang diberikan dalan Q.S Al Insyirah ini.

Kesehatan Mental dalam Islam dan Pendekatan Praktis

Islam mengajarkan keseimbangan antara aspek spiritual, fisik, dan sosial dalam menjaga kesehatan mental. Beberapa langkah praktis untuk Generasi Z yang relevan dengan Surah Al-Insyirah antara lain: Pertama, Meningkatkan Spiritualitas Generasi Z diharapkan mampu membiasakan bermeditasi melalui zikir dan doa. Aktivitas ini dapat membantu mengatasi stres dan mendekatkan diri kepada Allah. Kedua, Membangun Komunitas yang Mendukung
Surah menjelaskan peran penting dari dukungan sosial. Generasi Z yang mengalami depresi dan kesepian dari kemajuan teknologi perlu membangun komunitas dan lingkungan yang mampu mendukung mereka.
Ketiga, Mengelola Ekspektasi dan Mempraktikkan Syukur. Dengan memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari kehidupan, Generasi Z diajarkan untuk bersyukur atas nikmat kecil sekalipun, sehingga dapat meningkatkan kesehatan mental mereka (Al-Ghazali, 1989: 112). Keempat, Latihan Mindfulness Islami: Membiasakan ibadah dzikir dalam aktivitas sehari-hari dalam meningkatkan kesadaran diri dan menenangkan pikiran. Kelima, Menginternalisasi Optimisme Qur’ani: Membangun kebiasaan membaca Al Quran dan menerapkan Ayat-ayat Quran yang memberikan harapan, seperti QS. Al-Insyirah.

Solusi Berbasis Al-Qur’an

Solusi yang ditawarkan oleh Al Quran melalui pendekatan Tafsir Maudui terhadap masalah Kesehatan Mental yang dialami oleh remaja generasi Z adalah sebagai berikut: Pertama, Meningkatkan Keimanan: Generasi Z akan merasakan menjadi lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan kekuatan untuk menyelesaikan segala tantangan kehidupan dengan meningkatkan keimanan mereka. Kedua, Bersyukur: Mensyukuri nikmat Allah dapat membantu Generasi Z untuk selalu tenang dan semangat menjalani kehidupan karena selalu mensyukuri apapun kondisi yang ditakdirkan oleh Allah adalah sesuatu yang terbaik. Ketiga, Berdoa: membiasakan diri untuk selalu berdoa kepada Allah SWT memberikan semangat dan harapan bagi Generasi Z untuk selalu memohon pertolongan dan bantuan Allah SWT dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Keempat, Menjalin Hubungan Sosial: Surah Al-Insyirah memberikan penekanan untuk selalu menjaga hubungan sosial dengan sesama makhluk hidup di dunia ini sebagai upaya menciptakan harmonisasi dan kerukunan sehingga terciptanya dunia yang aman.

Daftar Pustaka
• Abdul Kahfi, 2010: Psikologi Islam, PT RajaGrafindo Persada
• Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1989.
• Al-Qaradawi, Yusuf. The Lawful and the Prohibited in Islam. Beirut: Al-Risalah Publishers, 2000.
• American Psychological Association, 2023: Survei Kesehatan Mental Generasi Z
• Bakti, Andi Faisal. (2014). Tafsir Maudhui: Konsep dan Implementasi. Jakarta: PTIQ Press.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). “Laporan Statistik Kesehatan Mental.”
• MC Kinsey Health Institute. (2022). https://www.mckinsey.com/mhi/our-insights/
• Quraish Shihab, 2002: Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati
• Quthb, Sayyid. Fi Zilal Al-Qur’an. Kairo: Dar al-Shuruq, 2003.
• Seligman, Martin. Flourish: A Visionary New Understanding of Happiness and Well-Being. New York: Free Press, 2011.
• Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
• Sirry, Mun’im. Controversies in Qur’anic Modernism. Oxford: Oxford University Press, 2017.
• Tafsir, Muhammad. (2019). Resiliensi dalam Perspektif Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Islam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *