Dua surah Al-Qur’an yang sering dibaca secara bersamaan adalah Surah An-Nas dan Surah Al-Falaq. Keduanya dinamakan dengan Al-Mu’awidzatain, yang berarti dua surah yang melindungi.
Ketika manusia sedang dalam kondisi sakit atau sedang dalam bahaya, tentu dirinya akan senantiasa berdoa kepada Allah SWT supaya dirinya tetap dilindungi oleh-Nya. Dan, dua surah ini adalah diantara yang menjadi doa dan bacaan untuk hal itu.
Abu Ya’la Kurnaedi menyebutkan salah satu riwayat, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
قد أنزل الله علي آ يات لم ير مثلهن قط (قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِۙ) (قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ)
Artinya: “Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku ayat-ayat yang belum pernah terlihat, seperti ayat berikut: Qul a’udzu bi Rabbil falaq dan Qul a’udzu bi Rabbin nas (surat Al Falaq dan An Nas).”
Para ulama menyebut, hadits di atas menunjukan bahwa surah An-Nas dan Al-Falaq merupakan dua surah yang istimewa, menjadi pelindung bagi manusia dari gangguan-gangguan baik yang datang dari diri manusia maupun dari luar dirinya.
M. Quraish Shihab menyebut kedua surah tersebut turun bisa dikatakan secara bersamaan, dan Rasulullah sering sekali menjadikan keduanya untuk perlindungan diri. Meskipun pada keduanya memiliki perbedaan satu sama lain.
Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) itu juga menyebut kandungan surah An-Nas bermaksud perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk berlindung diri dari gangguan-gangguan yang ada pada dirinya, seperti ego pribadi, kesombongan, riya’, iri hati dan lain semisalnya.
Sedangkan surah Al-Falaq bermaksud perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk berlindung diri dari gangguan-gangguan yang ada pada luar dirinya, seperti gangguan kejahatan orang kafir Quraisy dan musuh-musuh Islam yang mencoba menghalanginya berdakwah.
Selain itu, pada surah An-Nas disebutkan tiga sifat Allah, yaitu Rabbi an-Nas (Rabnya manusia), Maliki an-Nas (Rajanya manusia), dan Ilahi an-Nas (Tuhannya manusia). Sedangkan pada surah Al-Falaq hanya satu sifat Allah, yaitu Rabbi al-Falaq. Itu, menurut beliau, karena gangguan pada diri manusia lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan gangguan yang timbul dari luar dirinya.
Wallahu A’lam.[]