Sebagian orang gagal paham membedakan antara makna jihad dan terorisme, terutama, mereka yang memiliki cita-cita mendirikan negara Islam khilafah Islamiyyah, seperti ISIS, JAD, HTI, dan FPI. Padahal, jihad dan terorisme merupakan dua istilah yang berbeda sejak dari asal katanya. Jihad berasal dari bahasa Arab, terorisme dari bahasa Latin.
Ahmad Warson Munawir menyebut secara etimologi dari makna jihad, yaitu perjuangan (2002). Sementara Quraish Shihab memaknainya sebagai ujian dan cobaan (2000). Sedangkan KBBI menyebut makna secara terminologi, yaitu segala bentuk upaya yang diniatkan untuk kebaikan. Selain itu, jihad bermakna usaha membela agama Islam dengan harta, benda, jiwa, dan raga.
Muhammad Chirzin menegaskan, sesungguhnya di dalam Islam tidak ada istilah perang suci, sebab istilah ini berasal dari Eropa (Barat). Hanya seringkali, istilah ini dilabeli kepada tindakan sebagian orang Islam yang radikal sehingga seolah-olah Islam memilki ajaran perang suci (Chirzin, 1997).
Pada hakikatnya, jihad merupakan tindakan mulia; sebuah usaha lahir dan batin untuk mempertahankan jati diri Islam (bukan merusaknya). Dalam Al-Qur’an sendiri, istilah jihad disebut sebanyak 41 kali dalam 19 surah. Di antaranya, jihad bermakna kesulitan dan ujian (QS. Ali Imran 142), kemampuan (QS. At Taubah 79), kesungguhan (QS. At Taubah 19), dan mengangkat senjata (QS. At Taubah 81).
Chirzin juga menyebut, semua makna jihad dalam Al-Qur’an visinya ialah menghidupkan, bukan mematikan; menumbuhkan, bukan melemahkan; dan membebaskan, bukan menawan. Dalam QS. Al Ankabut 29, “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri”, Quraish Shihab menyebut, jihad bukan mengangkat senjata, karena perintah demikian baru ketika Nabi berada di Madinah (hijrah). Itu pun dengan maksud mempertahankan diri. Bukan memerangi.
Pada ayat yang lain; QS. At Taubah 73, Allah SWT berfirman, “Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” Jihad pada ayat ini menurut Ibn ‘Asyur bermakna mempertahankan agama Islam manakala pemeluknya diperangi oleh orang kafir. Ibn ‘Asyur memaknai jihad sebagai upaya mempertahankan agama, ketika orang kafir memerangi terlebih dahulu. Sebaliknya, bukan memulai memerangi orang lain tanpa sebab apapun.
Sementara pada QS. Ali Imran 142, Allah berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” Al-Qardhawi menyebut, jihad yang dimaksudkan pada ayat ini ialah jihad yang dapat membuat pelakunya seperti hidup kembali kelak setelah ia wafat. Jihad dapat memberikan predikat syahid pelakunya. Ia hidup dengan kebahagiaan.
Semua term jihad dalam Al-Qur’an bermakna menghidupkan, bukan mematikan, menyengsarakan, ataupun membunuh. Tidak ada makna jihad yang konotasinya negatif, seperti bunuh diri atau mem-bom tempat ibadah non Muslim. Visi jihad kembali kepada hal-hal positif, bukan negatif.
Beda dengan jihad, adalah terorisme. Dalam KBBI disebut, terorisme adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau segolongan. Walter Lacquer menyebut, terorisme selain karena berasal dari pemahaman yang keliru, juga karena faktor ekonomi, sosial, bahkan politik. Terorisme tidak berkaitan dengan agama dan ajaran agama apapun. Sebab esensi dari terorisme adalah menebar ketakutan. Terorisme menciptakan ketakutan, kekejaman, bahkan pembunuhan. Makna ini berlawanan dengan makna jihad, sebagai ajaran agama yang menghidupkan.
Jihad dan terorisme adalah dua term yang berbeda baik secara makna literal maupun makna terminologi. Pada prinsip-prinsipnya, jihad adalah tindakan membebaskan manusia dari penjajahan, diskriminasi, dan dari kerusakan. Sedang prinsip terorisme adalah perbuatan yang mendatangkan kerusakan. Jihad yang merupakan ajaran Islam berorientasi kepada keselamatan (as-salamah), sementara terorisme bermuara pada kerusakan (dharar). Wallahu A’lam.[]